Si Kaki Gajah Hidup Sebatangkara
Triana dan Fenny Febriana, Kamis(20/3) sekitar pukul 13.30 WIB mengunjungi Mbah Sami yang menderita penyakit kaki gajah pada kaki kananya. Di daerah kelurahan ekamarga kota lubuklinggau selatan II.
Anak-anak
Mbah Sami yang tak pernah peduli dengan keadaannya membuat putus asa sampai ia
berkata “Untuk apa aku hidup di dunia kalau anak-anakku tak ada yang peduli,
lebih baik aku disiksa di alam kubur daripada aku tersiksa di dunia. Semenjak
mbah sami di tinggal suaminya sekitar 10 Tahun yang lalu, anak-anaknya tak ada
yang peduli dengan keadaan Mbah Sami. Kekurangan ekonomi membuat ia harus
bekerja keras sendiri untuk makan sehari-hari, walaupun terkadang ia merasakan
sakit pada kakinya.
Sekian
lama Mbah Sami hidup sendiri, tanpa ia sadari bukan hanya penyakit kaki gajah
yang dideritanya, saat ia membuang air besar ataupun air kecil Mbah Sami merasakan
sakit pada kelaminnya. Sejak itulah ia tak pernah bekerja lagi. Makan
sehari-hari terkadang diberi oleh tetangga, Pak RT ataupun Pemerintah. Tetapi
bantuan yang di berikan itu bagi Mbah Sami tak ada harganya, yang ia rindukan
kasih sayang dari sosok anak-anaknya yang sampai saat ini tak ada kabar. Tak
satupun anaknya yang ingin mengunjungi atau melihat keadaan ibunya yang hidup
sendiri. Malangnya si ibu tua sebatangkara. Dimasa tua seharusnya merasakan
kebahagiaan, tenang bersama anak-anak, tetapi semua itu tidak dirasakan oleh Mbah
Sami.